Sudah menjadi tradisi dalam pendidikan formal di Indonesia, bahwa anak yang dianggap pandai adalah siswa yang pandai dalam bidang matematika, kimia atau fisika.
Tapi tahukah kalian, kalo desainer grafis itu butuh kecerdasan. Bagaimana tidak, ? Desainer grafis akan ketemu dengan pekerjaan dari klien yang memiliki bidang usaha yang berbeda-beda. Hari ini menangani brand sebuah hotel, besoknya meng-handle rumah sakit….esok lusa mengurusi promosi produk kecantikan….
Dan saat klien memberi BRIEF, Desainer grafis harus mencari referensi, membuat analisa …sebelum akhirnya dituangan dalam konsep perancangan.
Saat punya agency sendiri, desainer grafis harus punya ilmu marketing dan ekonomi manajemen. Karya-karya yang dihasilkan harus ‘aman’. Baik secara property right atau tidak memiliki potensi menimbulkan konflik….jadi setidaknya paham soal etika sosial maupun hukum. Siapa bilang desainer grafis tidak membutuhkan logika dan hitungan matematika. Membuat animasi butuh memahami logika waktu dengan pengetahuan frame per second. Membuat desain website, setidaknya paham membaca logika coding……so, siapa bilang DESAINER GRAFIS GAK BUTUH PINTER-PINTER amat….
Fix ! mitos ini hanyak mitos yang jauh dari kenyataan…